MEDIA SOSIAL PENYEBAB KEMEROSOTAN MORAL ISLAM ANAK BANGSA

           

Teknologi adalah hasil ilmu terapan manusia yang di buat dengan tujuan untuk memudahkan manusia dalam bekerja, belajar dan bahkan berkomunikasi. Teknologi saat ini terus saja mengembangkan sayapnya mengikuti perkembangan zaman. Perkembangan zaman yang semakin modern, membuat teknologi terus berkecambah dan tumbuh dengan berbagai macam produk yang mereka hasilkan, salah satunya media sosial.

Media sosial atau biasa kita kenal dengan sosial media adalah media atau platform digital yang bisa kita gunakan untuk berkomunikasi, berinteraksi dan saling bersilaturahmi tanpa adanya batasan ruang dan waktu. Di media sosial juga kita bisa saling berinteraksi antar sesama melalui foto, video dan bahkan tulisan. Melalui media sosial, kita bisa bebas mengekspreikan diri kita sebebas bebasnya.

Data dari We Are Social menyatakan bahwa jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia pada Januari 2022 mengalami kenaikan sebesar 12,35% dari tahun 2021. Lebih tepatnya jumlah pengguna aktif media sosial pada awal 2022 adalah sebanyak 191 juta orang sedangkan pada 2021 sebesar 170 juta orang. Dengan total populasi sekitar 273.5 juta orang tersebut menyatakan bahwa hampir dari setengah penduduk Indonesia telah menjadi pengguna aktif media sosial.

Keberadaan media sosial membuat kita tidak bisa lepas dengan kecanggihan teknologi tersebut, mengapa tidak? Melalui media sosial tersebutlah kita bisa berkomunikasi, mencari informasi yang sangat bebas di sekitar kita, menjadikan kita bisa semakin dekat dengan dunia hanya melalui typing. Kini media sosial bisa di katakan sebagai jendela dunia, semakin kita tidak membuka jendela tersebut, maka semakin tenggalam lah kita dibawah perkembangan teknologi saat ini, semakin kolot pula kita dalam perkembangan zaman saat ini.

Namun, apakah perkembangan media sosial saat ini berperan positif terhadap perkembangan anak? Tentu saja tidak,  banyak sekali fenomena yang bisa kita nilai secara objektif bahwa media sosial juga bisa merusak moral bangsa kita. Dahulu Indonesia dikenal dengan orang-orangnya yang kaya akan moral baiknya. Namun, akhir-akhir ini kita bisa rasakan bahwa kemerosotan moral bangsa ini semakin terasa, terutama kita sebagai umat muslim, yang dimana kita ketahui bahwa Indonesia adalah negara dengan pemeluk agam islam terbanyak di dunia, Menurut laporan The Royal Islamic Strategic Studies Centre (RISSC), populasi muslim di Indonesia diperkirakan sebanyak 237,56 juta jiwa. Jumlah penduduk muslim tersebut setara dengan 86,7% populasi di Indonesia.

 

FENOMENA KEMEROSOTAN MORAL ISLAM BANGSA INDONESIA SAAT INI

Akibat media sosial, kemerosotan moral islam bangsa Indonesia kini terus menjadi ancaman bagi kita sebagai umat muslim. Para ulama di Indonesia khawatir dengan fenomena sosial media saat ini, beliau-beliau merasa gusar dengan perkembangan media sosial saat ini, mengapa demmikian? Banyak sekali remaja dan bahkan anak muslim Indonesia yang terdampak dengan perkembangan media sosial ini, banyak diantara kita yang kian menjauh dari nilai-nilai agama yang di ajarkan di dalam Al-Qur’an. K. H. Ma’ruf Amin pernah berkata, “Media Sosial saat ini banyak berisi berita bohong, adu domba, pornografi, namun yang paling terasa  yaitu kebencian dan permusuhan”. Hal ini membuktikan bahwa, media sosial saat ini berdampak sekali terhadap kemerosotan moral islam bangsa ini. Berikut adalah beberapa fenomena-fenomena yang diharamkan dalam berumalah di media sosial, namun kita sebagai umat muslim masih sering merasa itu adalah hal yang lumrah di media soial pada zaman sekarang, diantaranya :

 

1.      Melakukan Ghibah Dan Fitnah.

Di dalam islam, kita di larang melakukan ghibah, finah, namimah, dan penyebaran permusuhan, tetapi seperti yang kita lihat fenomena saat ini, banyak sekali di sekitar kita orang-orang saling beradu mulut, saling menjatuhkan, menghasut satu sama lain untuk saling bermusuhan diantara kita.

Dari Abu Hurairah berkata : “ Rasulullah pernah mendapat pertanyaan, “Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan ghibah?” Rasulullah menjawab : “Engkau menyebut tentang saudaramu yang tidak ia sukai.” Rasulullah di tanya lagi, “Bagaimana pendapat mu jika apa yang ada pada saudaraku sesuai dengan yang aku katakan?” Rasulullah menjawab : “Jika apa yang engkau katakana itu memang benar-benar ada, maka engkau telah berbuat ghibah, namun jika tidak maka engkau elah berbuat fitnah.” (HR. Abu Daud 4231)

Allah SWT., berfirman dalam QS. Al-Baqarah Ayat 191 yang artinya: “Dan bunuhlah mereka di mana kamu temui mereka, dan usirlah mereka dimana mereka telah mengusir kamu. Dan fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan. Dan jangalnlah kamu perangi mereka di Masjidilharam, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu.

Dalam ayat diatas, Allah SWT., telah melarang kita untuk melakukan Ghibah, Fitnah, Namimah, dan Penyebaran Permusuhan, semua itu adalah tindakan tercela yang dilarang dalam islam. Nabi Muhammad SAW., bersabda : “Barang siapa menahan ghibah terhadap saudaranya, maka Allah SWT. akan menyelamatkan wajahnya dari api neraka kelak pada hari kiamat.” (HR. Tirmidzi 1854).

 

2.      Melakukan Bullying, Ujaran Kebencian, Dan Permusuhan Atas Dasar Suku, Agama, Rasa Tau Antar Golongan

Kita dilarang untuk saling menjatuhkan, namun kini, media sosial banyak di jadikan sebagai media saling menjatuhkan satu sama lain, media sosial memang tempat kita bebas untuk mengekspresikan diri kita, tetapi tidak seharusnya media tersebut kita jadikan sebagai media kita untuk menjatuhkan satu sama lain.

Allah SWT,. berfirman : “Hai, orang-orang yang beriman, janganlah suau kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) itu lebih baik dari mereka (yang  mengolok-olok). Dan jangan pula Wanita-wanita (mengolok-olok) Wanita-wanita yang lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olok) itu lebih baik dari Wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri.” (QS. Al-Hujuraat/49:11).

Ayat tersebut sudah jelas melarang kita untuk tidak saling menjatuhkan orang lain, mengolok-olok, menghina, apalagi menyakiti secara fisik kepada sesama, karena bisa jadi orang yang kita olok itu jauh lebih baik daripada kita yang mengolok  tersebut.

 

3.    Menyebarkan Hoax Serta Informasi Bohong Meskipun Dengan Tujuan Baik, Seperti Info Tentang Kematian Orang Yang Masih Hidup.

Hoax dalam islam dilarang, karena hoax merupakan upaya kita menyebarkan berita bohong walaupun berita tersebut demi kebaikan, namun berita tersebut nyatanya sama sama berita bohong. Namun lihalah sekarang, media sosial di jadikan sebagai tempat untuk menyebarkan berita yang di bumbui, yang tidak sesuai fakta demi mendapatkan sensasi dan perhatian dari orang-orang.

Allah SWT., berfirman dalam Al-Qur’an ; “Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu, bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka medapat balasan dari dosa yang dikerjakanna. Dan siapa diantara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar.” (QS. An-Nuur : 11).

 

4. Menyebarkan Materi Pornografi, Kemaksiatan, Dan Segala Hal Yang Terlarang Secara Syar’i.

Menyebarkan konten yang bersifat pornografi, yang mempertontonkan aurat merupakan hal yang haram dan dilarang dilakukan. Tetapi sekarang, lihatlah, banyak sekali konten-konten di media sosial yang mempertontonkan aurat mereka ke khalayak banyak, bahkan sambil berjoget-joget sehingga menjadi daya tarik kepada orang yang melihat konten tersebut.

Allah SWT., berfirman dalam QS. Al-A’raaf [7] : 26 : “Hai anak Adam, sesungguhnya kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan.”

 

Itulah berbagai macam-macam fenomena, yang akhir akhir ini marak terjadi di sekitar kita. Kita pun perlu berupaya untuk menghindari fenomena tersebut, bagaimana caranya?

 

CARA KITA BERSOSIAL MEDIA YANG BAIK DAN BISA MEMBERIKAN DAMPAK POSITIF

Pemerintah sebenarnya telah berupaya besar dalam mengatasi masalah kemerosostan bangsa akibat media sosial, tetapi kita sebagai generasi muda bangsa yang selalu menganggap bahwa hal yang kita lakukan di media sosial adalah hal yang lumrah, bahkan banyak anak muda yang merasa ini adalah hal yang kekinian dan menganggap bahwa dengan begini kita tidak akan ketinggalan dengan perkembangan zaman, namun justru malah sebaliknya, media sosial membuat kita menjadi tidak bertetika.

Namun media sosial bisa menjadi berguna bagi kita jika kita bijak dalam mengguanakan media sosial. Bermedia sosial tidak sepenuhnya memberi dampak negatif bagi kita, kita juga bisa tetap bermedia sosial dan bisa tetap memberi dampak positif bagi orang-orang sekitar kita. Media sosial sebagai penyebab kemerosotan moral islam bisa kita patahkan dengan cara, berikut :

 

1.      Menjadikan Media Sosial Menjadi Media Penabur Kebaikan

Media sosial adalah media yang dapat diakses oleh semua orang, nah inilah yang menjadi kesempatan kita untuk menjadikan media sosial ini menjadi media tempat kita berbagi kebaikan. Kita bisa berbagi informasi terkait Kesehatan, berbagi informasi tentang berita terkini, tips-tips menarik  yang bisa bermanfaat untuk kita semua. Inilah yang akan menjadi lahan pahala bagi kita di akhirat kelak.

 

2.      Lakukan Pengecekan Kembali Informasi Yang Di Dapat

Berita yang disebarkan melalui media sosial adalah berita yang belum tentu mengindahkan kebenaran, melalui berita yang tersebarlah menjadi awal kesalahpahaman. Itulah mengapa, kita dalam mendapat informasi pun harus bijak menanggapinya, kita harus mencari tahu lebih dalam terkait masalah tersebut sebelum berita tersebut kita bagikan pula.

Allah SWT., berfirman : “Wahai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa menyebabkan kamu menyesal atas perbuatan mu itu.” (QS. Al-Hujuraat [49]:6)

Melalui ayat diatas, Allah SWT., memerintahkan kita untuk senantiasa memeriksa suatu berita dengan teliti, dengan mencari bukti berita tersbut dengan jelas, hingga pertanyaan dan pernyataan yang masih bersifat menggantung bisa terjawab.

 

3.      Berpendapat Dengan Ekstra Hati-Hati dan Sesuai Fakta Yang Ada.

Berpendapat di media sosial harus dilakukan dengan ekstra hati-hati dan harus sesuai kenaaran, mengapa? Kita tidak pernah tau pendapat yang kita hanturkan di media sosial itu fakta dan bisa di terima oleh masyarakat atau tidak. Dulu, istilah mulutmu harimaumu diajarkan kepada kita, namun sekarang, jarimu adalah harimaumu, jari kita ini lah yang terkadang berpendapat tanpa pandang bulu, sampai bahkan kita tidak sadar bahwa kita telah menjatuhkan orang lain. Itulah mengapa kita harus bisa menjaga typing kita, karena kita tidak pernah tau, apakah typing kita ini bisa di terima dengan lapang dada bagi penerimanya.

Di dalam Al-Qur’an QS. Al-Isra : 53, Allah SWT., berfirman : “Dan katakanlah kepada hamba-hamba ku : “Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang paling baik (benar). Sesungguhnya, setan menimbulkan perselisihan diantara mereka. Sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi manusia.”

 

4.      CCTV Di Kedua Bahu

Merasa selalu diawasi oleh malaikat yang telah Allah utus, untuk mencatat segala amal baik dan buruk yang kita lakukan. Dengan begini kita bisa semakin yakin bahwa semakin kita berbuat dosa, Allah akan terus mencatat perbuatan kita tersebut.

 

5.      Ingat Akan Hisab Atas Segala Perbuatan

Kita harus menyadari, segala perbuatan yang kita lakukan selama ini di dunia, pasti akan ada ganjaran yang setimpal yang Allah berikan sesuai dengan apa yang telah kita lakukan. Kita harus meyakini, segala amal dan perbuatan kita yang telah di catat oleh “CCTV” Allah SWT., yang berada di kedua bahu kita akan kita pertanggung jawab kan nanti di hari akhir.

 

Dengan memperhatikan fenomena saat ini, memang media sosial banyak memberi pengaruh negatif bagi masyarakat, namun kita pun tidak boleh ketinggalan dalam perkembangan zaman, kita harus terus mengikuti realita perkembangan zaman saat ini agar tidak tertinggal oleh zaman. Sebenarnya, bermedia sosial tidak sepeuhnya memberi dampak negatif kita pun harus bijak dalam menggunakannya, kita mencoba memperbaiki diri, dan menerapkan kelima etika bermuamalah di media sosial agar kita bisa terus berkembang dan tetap menjadi pribadi yang memiliki moral islam yang baik.

 

 

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

BUDAYA MAPPASILI’ PADA PROSESI PERNIKAHAN ADAT BUGIS MAKASSAR